Uji Aktivitas Antibakteri Sabun Transparan Putik Saffron (Crocus sativus L) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

Authors

  • Emmy Wiriandini Universitas Muslim Nusantara Al-washliyah
  • Gabena Indrayani Dalimunthe Universitas Muslim Nusantara Al-washliyah
  • Minda Sari Lubis Universitas Muslim Nusantara Al-washliyah
  • Haris Munandar Nasution Universitas Muslim Nusantara Al-washliyah

DOI:

https://doi.org/10.61132/obat.v2i2.343

Keywords:

Saffron (Crocus sativus L) pistil, Transparent Soap, Phytochemical Screening, Antibacterial activity, Staphylococcus aureus

Abstract

Transparent soap is a variation of solid bar soap that not only functions to clean dirt but also has a scrubbing function. Transparent solid soap is one of the soap innovations that has become an attractive soap. Saffron also has antibacterial properties due to the presence of flavonoids, tannins and saponins. Flavonoids are compounds that can have anti-inflammatory, anticancer and antioxidant effects, because they can inhibit the formation of free radicals. It has been used traditionally to treat various ailments including depression, cardiovascular disease, menstrual disorders, asthma, insomnia, digestive ailments, bone pain and several other ailments. Saffron pistil juice is made by dissolving in CO₂-free distilled water. Phytochemical screening was carried out on saffron pistil extract. Saffron pistil juice is made in various soap formulas, namely formula I, formula II and formula III. The positive control used was chloramphenicol antibiotic and the negative control was DMSO. There were several tests carried out on Saffron pistil extract in addition to phytochemical screening, namely antibacterial testing on transparent soap with Saffron pistil extract as a soap additive. The results of phytochemical screening showed that the pistil of saffron (Crocus sativus L) contained secondary metabolites, namely: flavonoids, alkaloids, tannins, and saponins. And for the results of the antibacterial activity research also showed that the Saffron pistil extract against transparent soap which can be used as a soap additive, the antibacterial results had a strong inhibition at the average value of formula III which was 20.5 and formula II was 18.4 mm and formula I 16.1 mm, against Staphylococcus aureus bacteria.

References

Adlini, M.N., dan Hafiza, K.U. (2020). Karakterisasi Tanaman Jeruk manis (citrus sinensis (L.) Di Kecematan Nibung Kabupaten Batubara. Hal Vol 4 No 1.

Afifah, M, N. (2020). Saffron (Crocus sativus L): Kandungan dan Aktivitas Farmakologinya. Jatinangor : Universitas Padjadjaran.

Borges, M.T., dan Bresson, W. (2004). Delivery Metodhs for Introducing Endhopitic Bacteria. Journal Internasional : Biocontrol. Hal 315-322.Buah Sentul (Sandaricum koetjae) Terhadap Beberapa Bakteri Secara in Dari Fraksi Biji Kopi Robusta (Coffea canephora Pieree). Manado : UNSRAT. Hal 5.

Depkes RI. (1989). Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 516-519.

Ditjen POm (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Ditjen POM (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 10-11.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Emelda. (2021). Farmakognosi Untuk Mahasiswa Kompentensi Keahlian.

Fardani, M, A. (2017). Budidaya Bunga Saffron (Crocus Sativus L) . Purwokerto : Universitas Jendral Sudirman.

Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Hal 171-204.

Fessenden, R.J. (1979). Kimia Organik. Jakarta :Erlangga.

Gunawan, D dan Sri, M. (2004). Ilmu Obat Alam. Jakarta : Penebar Swadaya Hal. 74.

Gunawan, D dan Sri, M. (2004). Ilmu Obat Alam. Jakarta : Penebar Swadaya Hal74.

Harbone., J.B. (1987). Metode Fitokimia Cara Modern Menganalisis Tumbuhhan. Bandung : ITB.

Harbone., J.B. (1987). Metode Fitokimia Cara Modern Menganalisis Tumbuhhan. Bandung : ITB.

Harti, A.S. (2015). Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal 17, 126,215, 148.

Herda ariyani., dan Muhammad nazemi. (2018). Uji efektivitas antibakteri ekstrak kulit limau kuit (Cytrus hystrix Dc) terhadap beberapa bakteri. Banjarmasin: fakultas farmsi universitas Muhammadiyah. Vol 2. Hal 127-128.

Herliningsih., dan Novia anggraini. (2021). Formulasi facemist ektrak etanol buah bengkuang (Pachyrhizus erosus L) dengan menggunakan pewarna alami saffron (Crocus sativus L). Jurnal herbal dan farmakologi; Stikes Muhammadiyah kuningan. Hal 49.

Jawertz, E., Melnick, J. (2013). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 267,317-318.

Karina dwiyanti., dan Hotimah masdan S. (2020). Efek saffron (Crocus asativus L) terhadap TNF-α pada model Atritis rheumatoid. Malang; Jurnal Kesehatan Indonesi. Uiversitas islam malang. Vol 9. Hal 37.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Penggunaan Antibiotik. Jakarta : Bakti Husada. Hal 7.

Marita Tm S., dan Yelmira zalfiatri., dan Faizah hamza. (2018). Pembuatan sabun transparam dengan penambahan ekstrak batang papaya sebagai antibakteri. Pekanbaru; Chempublish jurnal. Fakultas pertanian. Hal 58.

Mercy ngajow., dan Jemmy abidjulu. (2013). Pengaruh antibakteri ekstrak kulit batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus Aureus secaea In vitro. Manado; Jurnal MIPA. UNSRAT. Hal 129-130.

Muhammad rifqi., dan Indita M. (2021). Pembuatan sabun padat antibakteri dari ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana bertoni). Surakarta; Universitas Muhammadiyah. Hal 42.

Neswati., dan Sahadi didi I., dan Vioni derosya. (2019). Analisis kimia dan sifat antibakteri sabun transparan berbasis minyak kelapa sawit dengan penambahan ekstrak mikropartikel gambir. Padang; Jurnal agroindustri. Unand Limau manih Padang. Hal 172.

Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga. Hal 234.

Ray, C., Trivedi, P., dan Sharma, V. (2013). Acne and Its Treatmeant Lines. Internasional: Journal of Reseacrh Pharmacetiucal. Hal 19.

Renato, R.S. (2017). Klasifikasi Jenis-Jenis Jerawat. Medan : Teknologi dan Informasi. Hal 6.

Rina, H. (2012). Mekanisme Pertahanan Bakteri Patogen Terhadap Antibiotik. Jakarta:Universitas Indraprasta. Hal 422.

Rizka Hastari., (2012). Uji aktivitas antibakteri ekstrak pelapah dan batang pisang ambon (Musa paradisiaca var.sapientum) terhadap Staphylococcus aureus. Semarang; Universitas dipenegoro. Akademik kedokteran . Hal 50-53.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan. Tinggi Edisi VI. Bandung : ITB.

Silaban L.W. 2009. Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kulit.

Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal 40.

Silviana, H dan Saripa, J. 2020. Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Cabai Rawit Spesie Capsicum frustencens dan Capsicum anum pada Staphylococus aerus. Kendari : STIKES Mandala. Hal 4.

Stanier, R.H.,Adelberg,E.A. (1982). Dunia Mikroba. Penerjemah Agustin Widia. Jakarta: Bharata Karya Aksra. Hal 23-24.

Sudrawanto, M., Rastina dan Wientaris,I. (2015). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L) Terhadap Staphylococcus aerus, E Coli, dan Pseudomas Sp. Jakarta: Jurnal Kedokteran. Hal 185.

Sugianto, A. 2015. Peningkatan Kualitas Produk Sabun Transluent Dengan Pendekatan Taguchi (Studi Kasu sdi Pt Wilmar Nabati Indonesia). Volume XVI No.1, Gresik : Pt Wilmar Nabati Indonesia.

Traese, E., dan Evan, W.C. (1985). Pharmacognosi Edisi Keduabelas. London : Brailliere Tindal. Hal 220-221.

Ummah, I.K., (2018). Saffron (Crocus Sativus L) Sebagai Penyedap dan Pewarna Alami Memiliki Antioksidan dan Antikanker. Surabaya : Institut Teknologi sepuluh November.Vitro. Medan : Universitas Sumatera Utara. Hal 34.

Widya, A.L., Washifa, A.P. (2019). Aktivitas Antibakteri Dan Analisi Bioatografi.

Yuska novi Y., dan Sucia mitika. (2017). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sambiloto (Andtrographis paniculate Nees) terhadap bakteri Staphylococcus Aureus. Bengkulu; Jurnal ilmiah ibnu sina. Akademik farmsi Yayasan al-fatah. Hal 160-162.

Zakiyah, W. 2021. Efektivitas Senyawa Antioksidan dalam Saffron (Crocus Sativus L). Karawang : Universitas Singaperbangsa Karawang.

Adriani, A., & Mustafa, I. (2020). Pengaruh Penambahan Sari Buah Kasemek (Diospyros kaki L .) Pada permen keras. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala. Vol 3 No 2. Hal 114 -118.

Downloads

Published

2024-03-28

How to Cite

Emmy Wiriandini, Gabena Indrayani Dalimunthe, Minda Sari Lubis, & Haris Munandar Nasution. (2024). Uji Aktivitas Antibakteri Sabun Transparan Putik Saffron (Crocus sativus L) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi Dan Kesehatan, 2(2), 203–220. https://doi.org/10.61132/obat.v2i2.343

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.