Personal Hygiene Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Peralatan Makan Pedagang Rujak Di Kawasan Wisata Pantai Natsepa Kecamatan Salahutu

Authors

  • Farha Assagaf Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku
  • Arfan Ohorella Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku
  • Arsi Nadila Upuolat Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

DOI:

https://doi.org/10.61132/obat.v1i6.173

Keywords:

Personal Hygiene, Germ Count, cutlery, salad vendors

Abstract

Personal Hygiene can affect food contamination for several factors including the cleanliness of tableware because the human body can also be a source of pollution including to tableware if it does not maintain cleanliness. Contamination does not occur in food and water sources alone, but food equipment that does not meet health requirements is also a cause. In Indonesia, regulations have been made in the form of Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No.1096 / Menkes / SK / VI / 2011 that for sanitary hygiene requirements for catering services, the number of germs on tableware is 0 (zero). To find out Personal hygiene and bacterial examination of the number of germs on the tableware of salad vendors in the Natsepa Beach Tourism Area, Salahutu District. This type of research is descriptive research with laboratory analysis. The population in this study were 22 salad vendors. The samples used were 5 (five) salad vendors and their cutlery in the Natsepa Beach Tourism Area, Salahutu District. The results of the study have been carried out that the examination of the number of germs on five cutlery plates found in salad vendors I, salad vendors II, salad vendors III, salad vendors IV, and salad vendors V with criteria does not meet the requirements in accordance with Permenkes No. 1096 / Menkes / Per / VI / 2011 which is 0 CFU /cm3.  The results showed that five food handlers for personal hygiene did not meet the requirements in the Natsepa Beach Tourism Area. Five samples of cutlery did not meet the health requirements of germ numbers exceeding the threshold value and five food handlers in the Natsepa Beach Tourism Area, Salahutu District had Personal Hygiene that did not meet the requirements.

References

Agustiningrum, Y. (2018). Hubungan Hygiene Sanitasi Dengan Angka Kuman Peralatan Makan Pada Pedagang Makanan Kaki Lima Di Alun-Alun Kota Madiun [skripsi]. Madiun (ID): Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Anggelini, L. (2021). Analisis Higiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Escherichia Coli Pada Peralatan Makan Di Rumah Makan Objek Wisata Pantai Kecamatan Sungailiat. Skripsi, Universitas Sriwijaya.

Apriany, D., Siregar, S. D. dan Girsang, E. (2019) ‘‘Hubungan Sanitasi dan Personal Higiene Dengan Kandungan E-Coli pada Penjual Es Doger di Kecamatan Medan Amplas’’, Jurnal Kesehatan Global, 2(2), pp. 103–109.

Arisitin, N. P. I., Mahayana, I. M. B. & Aryasih, I. G. a. M. (2014). Hubungan Penyimpanan Bahan Makanan dan Pencucian Alat Makan dengan Kualitas Bakteriologis Lalapan di Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Selatan. Kesehatan Lingkungan, 4.

Bobihu, Febriani, (2012). Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Alat Makan Di Rumah Makan Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012. Universitas Negeri Gorontalo. Kota Gorontalo.

BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia). (2009). Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam Makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011.

BPOM, (2017). Laporan Tahunan Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta: BPOM.

Diana, T. R. dan Priyanti, E. (2019) GIZI dan DIET. Pasuruan, Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media.

Fadhila, F.M., (2015). Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Kualitas Bakteriologis Pada Alat makan Pedagang Di Wilayah Sekitar Kampus UNDIP Tembalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ferdinandus, A. M, dan Suryasih, I. A. (2014). “Study Pengembangan Wisata Bahari untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Pantai Natsepa Kota Ambon Provinsi Maluku”. Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol. 2, No. 2.

Hakim, A. R., (2012). Hubungan Kondisi Higiene dan Sanitasi dengan Keberadaan Escherichia coli pada Nasi Kucing yang dijual di Wilayah Tembalang Semarang Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1(2), pp. 861-870.okteran.EGC.

Herawati, Sandy. N. S., Zulfikar. S. (2022). Kualitas Bakteriologis Pada Peralatan Makan di Warung Makan Kadompe di Kota Luwuk Kabupaten Banggai. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol.16 No.2 Agustus 2022: Hal. 200-206.

Kartika, J. A. S., Yuliawati, S. & Hestiningsih, R., (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Jumlah Angka Kuman dan Keberadaan Eschericia coli pada Alat Makan (Studi Penelitian di Panti Sosial Asuh Kyai Ageng Majapahit). Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 5(4), pp. 378-386.

Kemenkes, (2019). Pedoman Penatalaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

Kusumadewi, I. & Hermawati, E. (2014). Keberadaan Escherichia coli pada Peralatan Makan Balita sebagai Faktor Risiko Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tugu Kota Depok. Universitas Indonesia.

Lusiana, C., & Djamaludin, R.(2022). Studi Sanitasi Peralatan Makan Dan Minum Pedagang Nasi Goreng di Area Pasar Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak Tahun 2022. Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Purwekwerto.

Malcolm, T. T. H. et al., 2018. Simulation of improper food hygiene practices: a quantitative assemeent of Vibrio parahaemolyticus distribution. Internasional journal of food microbiology , Volume 248, pp. 112-119.

Marisdayana, R., Putri Sahara H, Hesty Yosefin. (2017). Teknik Pencucian Alat Makan, Personal Hygiene Terhadap Kontaminasi Bakteri Pada Alat Makan. Jurnal Endurance, 2, 376- 382.

Maryam, M., Sukismanto, Merita. E. R. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Praktik Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan Di Sepanjang Jalan Raya Tajem Maguwoharjo Yogyakarta Tahun 2017. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. Vol. 3. No. 1. Tahun 2018.

Novianti, Rambe. (2021). Analisis Personal Hygiene dan Hygiene Sanitasi Makanan Pada Pedagang di Pasar Tradisional Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Perjuangan.

Oliver, S. P. (2019). Foodborne Pathogens and Disease Special Issue on the National and International PulseNet Network. 16(7), 439–440.

Permenkes. (2011). RI 1096/Menkes/PER/VI/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga.

Priyani, A. & Budiono, Z., 2018. Studi Hygiene Sanitasi Pengolahan Makanan dan Minuman di RSUD Banyumas Tahun (2017). Buletin Keslingmas, Volume 37(2), pp. 316-322.

Rakhmawati, N dan Hadi, W. (2015). Peranan Higiene Dan Sanitasi Dalam Proses Pengolahan Makanan Di Hotel Brongto Yogyakarta. Jurnal Khasanah Ilmu, Vol. VI No. 1, hlm. 79-87.

Sahani, W., & Lapasamula, D. R. (2019). Gambaran Higiene Sanitasi dengan Keberadaan Angka Kuman pada Peralatan Makan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika Dan Masyarakat, 19(2), 282–291.

Sakinah, Nasyihatus. (2019). Higiene Sanitasi Pedagang Penyetan di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 11 No. 1 Januari 2019 (45 - 53).

Supyansyah, S., Rochmawati, R., & Selviana, S. (2017). Hubungan Antara Personal Hygiene Dan Sanitasi Tempat Dagang Dengan Angka kuman Pada Sate Ayam Di Kota Pontianak Tahun 2015. Jumantik, 4(2), 1-7.

Tumelap, H. J. (2011). Kondisi Bakteriologik Peralatan Makan di Rumah Makan Jombang Tikala Manado. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun (2012). Pangan. 17 November (2012).

WHO, (2017). s.l.:Burden Epidemiology. Reference Group.

Wibowo, S. A. (2019). Hubungan Perilaku Penjamah Makanan Dengan Angka Kuman Pada Makanan Di Rumah Makan Kabupaten Magetan. 8(5), 55.

Downloads

Published

2023-11-30

How to Cite

Farha Assagaf, Arfan Ohorella, & Arsi Nadila Upuolat. (2023). Personal Hygiene Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Peralatan Makan Pedagang Rujak Di Kawasan Wisata Pantai Natsepa Kecamatan Salahutu. OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi Dan Kesehatan, 1(6), 106–116. https://doi.org/10.61132/obat.v1i6.173