Personal Hygiene Pada Makanan Siap Saji di Desa Latta Kecamatan Teluk Ambon Baguala

Authors

  • Rusdin Waly Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

DOI:

https://doi.org/10.61132/vitamin.v3i1.986

Keywords:

Personal Hygiene, Fast food, Latta Village

Abstract

Because the human body can also be a source of pollution if it is not kept clean, personal hygiene can have an impact on food contamination for a number of reasons, including the cleanliness of dining utensils. Food equipment that does not adhere to health regulations is another source of contamination, in addition to food and water sources. Regulation No. 1096/Menkes/SK/VI/2011, issued by the Minister of Health of the Republic of Indonesia, outlines the hygienic and sanitary standards for food services in that country.The research problem, which is the personal hygiene of fast food meals in Latta Village, Teluk Ambon Baguala District, can be stated based on the preceding description.Goal. To quickly learn about personal hygieneThrough observation and interviews, this kind of study is descriptive. Twenty-two fast food vendors made up the study's population. Five (five) fast food vendors in Latta Village made up the sample. According to the findings of the study, five checks on traders I, II, III, IV, and V with the criteria do not satisfy the requirements in line with Minister of Health Regulation No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, specifically 0 CFU. According to the findings, five food handlers in Latta Village, Teluk Ambon Baguala District, did not adhere to the standards for personal cleanliness.   Five food handlers in Latta Village, Teluk Ambon Baguala District, had personal hygiene that did not meet the standards, while five of these samples did.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustiningrum, Y. (2018). Hubungan hygiene sanitasi dengan angka kuman peralatan makan pada pedagang makanan kaki lima di Alun-Alun Kota Madiun [Skripsi]. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Anggelini, L. (2021). Analisis higiene sanitasi dan pemeriksaan Escherichia coli pada peralatan makan di rumah makan objek wisata pantai Kecamatan Sungailiat [Skripsi]. Universitas Sriwijaya.

Apriany, D., Siregar, S. D., & Girsang, E. (2019). Hubungan sanitasi dan personal higiene dengan kandungan E-coli pada penjual es doger di Kecamatan Medan Amplas. Jurnal Kesehatan Global, 2(2), 103–109.

Arisitin, N. P. I., Mahayana, I. M. B., & Aryasih, I. G. A. M. (2014). Hubungan penyimpanan bahan makanan dan pencucian alat makan dengan kualitas bakterilogis lalapan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan. Kesehatan Lingkungan, 4.

Bobihu, F. (2012). Studi sanitasi dan pemeriksaan angka kuman pada usapan alat makan di rumah makan Pasar Sentral Kota Gorontalo tahun 2012 [Skripsi]. Universitas Negeri Gorontalo.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). (2009). Penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM). (2017). Laporan tahunan pengawasan obat dan makanan. Jakarta: BPOM.

Diana, T. R., & Priyanti, E. (2019). Gizi dan diet. CV. Penerbit Qiara Media.

Fadhila, F. M. (2015). Hubungan higiene sanitasi dengan kualitas bakterilogis pada alat makan pedagang di wilayah sekitar kampus UNDIP Tembalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro.

Ferdinandus, A. M., & Suryasih, I. A. (2014). Study pengembangan wisata bahari untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Pantai Natsepa Kota Ambon Provinsi Maluku. Jurnal Destinasi Pariwisata, 2(2).

Hakim, A. R. (2012). Hubungan kondisi higiene dan sanitasi dengan keberadaan Escherichia coli pada nasi kucing yang dijual di wilayah Tembalang Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), 861–870.

Herawati, S. N. S., & Zulfikar, S. (2022). Kualitas bakterilogis pada peralatan makan di warung makan Kadompe di Kota Luwuk Kabupaten Banggai. Jurnal Ilmu Kesehatan, 16(2), 200-206.

Kartika, J. A. S., Yuliawati, S., & Hestiningsih, R. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah angka kuman dan keberadaan Escherichia coli pada alat makan (studi penelitian di Panti Sosial Asuh Kyai Ageng Majapahit). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(4), 378–386.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes). (2019). Pedoman penatalaksanaan program P2 diare. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

Kusumadewi, I., & Hermawati, E. (2014). Keberadaan Escherichia coli pada peralatan makan balita sebagai faktor risiko diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tugu Kota Depok. Universitas Indonesia.

Lusiana, C., & Djamaludin, R. (2022). Studi sanitasi peralatan makan dan minum pedagang nasi goreng di area Pasar Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak tahun 2022. Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Marisdayana, R., Putri Sahara H., & Hesty Yosefin. (2017). Teknik pencucian alat makan, personal hygiene terhadap kontaminasi bakteri pada alat makan. Jurnal Endurance, 2, 376–382.

Maryam, M., Sukismanto, & Merita, E. R. (2018). Hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktik hygiene sanitasi penjamah makanan di sepanjang Jalan Raya Tajem Maguwoharjo Yogyakarta tahun 2017. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, 3(1).

Novianti, & Rambe. (2021). Analisis personal hygiene dan hygiene sanitasi makanan pada pedagang di pasar tradisional Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Perjuangan. Universitas Sriwijaya.

Oliver, S. P. (2019). Foodborne pathogens and disease special issue on the national and international PulseNet network. Foodborne Pathogens and Disease, 16(7), 439–440.

Permenkes. (2011). RI 1096/Menkes/PER/VI/2011 tentang hygiene sanitasi jasaboga.

Priyani, A., & Budiono, Z. (2018). Studi hygiene sanitasi pengolahan makanan dan minuman di RSUD Banyumas tahun 2017. Buletin Keslingmas, 37(2), 316–322.

Rakhmawati, N., & Hadi, W. (2015). Peranan higiene dan sanitasi dalam proses pengolahan makanan di hotel Brongto Yogyakarta. Jurnal Khasanah Ilmu, 6(1), 79–87.

Sahani, W., & Lapasamula, D. R. (2019). Gambaran higiene sanitasi dengan keberadaan angka kuman pada peralatan makan di lembaga pemasyarakatan narkotika kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika Dan Masyarakat, 19(2), 282–291.

Sakinah, N. (2019). Higiene sanitasi pedagang penyetan di kawasan wisata religi Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(1), 45-53.

Supyansyah, S., Rochmawati, R., & Selviana, S. (2017). Hubungan antara personal hygiene dan sanitasi tempat dagang dengan angka kuman pada sate ayam di Kota Pontianak tahun 2015. Jumantik, 4(2), 1–7.

Tarwoto, & Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Salemba Medika.

Tumelap, H. J. (2011). Kondisi bakteriologik peralatan makan di rumah makan Jombang Tikala Manado. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun (2012). Pangan.

World Health Organization (WHO). (2017). Burden epidemiology. Reference group.

Wibowo, S. A. (2019). Hubungan perilaku penjamah makanan dengan angka kuman pada makanan di rumah makan Kabupaten Magetan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(5), 55.

Downloads

Published

2025-01-05

How to Cite

Rusdin Waly. (2025). Personal Hygiene Pada Makanan Siap Saji di Desa Latta Kecamatan Teluk Ambon Baguala. Vitamin : Jurnal Ilmu Kesehatan Umum, 3(1), 220–228. https://doi.org/10.61132/vitamin.v3i1.986